Jumat, 21 Februari 2014

Ramadhan momen membangun jiwa kewirausahaan
Pembukaan
            Ramadhan selalu ditunggu-tunggu oleh seluruh kaum muslimin karena didalamnya terkandung berbagai hikmah kehidupan sebagai manusia sosial, mulai dari rasa terbangunnya sifat jujur, empati terhadap sesama, dan kedekatan dengan sang khalik Allah Subhanahu wa ta’ala. Terus apa hubungannya dengan judul diatas? Awalnya saya juga bingung .. lho koq jadi allay ya .. sifat jujur adalah  fundamental bagi seorang yang akan berprofesi sebagai wirausahawan.

Membangun jiwa kewirausahaan
            Wirausaha menurut definisi berbagai sumber yang kemudian dapat disimpulkan yaitu seorang yang mampu melihat setiap peluang dan berani mengambil risiko dengan  cara yang kreatif menjadikan peluang tersebut menjadi produk yang memberikan manfaat bagi dirinya dan masyarakat luas. Ramadhan merupakan bulan yang dapat digunakan sebagai media pembentukan jiwa kewirausahaan karena didalamnya terkandung unsur-unsur yang membangun pondasi jiwa wirausaha. Dalam menjalankan roda usaha, hendaknya seorang wirausaha mesti berlaku jujur, seperti yang dicontohkan oleh Rasulullah Muhammad SAW ketika dalam menjalankan usaha, beliau selalu memegang teguh sifat jujur (As-shidiq) sehingga semua pelanggan, partner dagangnya menjadi ‘trust’ percaya kepada beliau.
            Kejujuran adalah pondasi dari semua sifat-sifat Rasulullah dalam berwirausaha (SAFT, Shidiq; Amanah; Fathanah; Tabligh) coba kita lihat  ‘Amanah’ (ter-percaya) ketika kita jujur di setiap aktifitas kita, maka lingkungan akan dengan sendirinya menjadi ‘trust’ kepada kita sehingga membuat bisnis kitapun jadi serasa mudah dan sukses; kemudian ‘Fathanah’ (cerdas/cerdik), sifat inipun terbentuk karena sifat-sifat jujur dimana dengan kejujuran maka cara berpikir kitapun menjadi ringan karena tanpa dibebani oleh adanya unsur kepentingan sehingga ide-ide bisa terlahir dengan cerdas dan kreatif. Terakhir adalah ‘Tabligh’ (komunikatif), bagimana mungkin seorang yang tidak jujur dapat melakukan komunikasi dengan benar karena dalam pilihan kata-katanya pun akan penuh dengan ketidakjujuran, selalu ada rasa ketakutan akan terbuka kepalsuannya dikemudian hari. Saat melakukan negosiasi yang membutuhkan ketrampilan komunikasi, maka ketika tidak jujur akan muncul ketidakyakinan dalam setiap pengambilan keputusan. Terus kapan kita harus ‘jujur’ .. ya sekarang juga .. bagaimana caranya .. puasa ramadhan akan membentuknya .. koq bisa ya .. ya bisalah .. begini saat puasa kita gosok gigi dan terus minum, apakah ada yang tahu? Kasat mata ndak ada yang lihat tapi kenapa nggak kita lakukan .. ya karena kita belajar jujur kepada diri kita sendiri .. gampang tho!!

Penutup

            Momentum Ramadhan dapat membentuk sifat Jujur sebagai fundamental jiwa bagi para wirausahawan, seperti yang dicontohkan Rasulullah Muhammad SAW dalam menjalankan bisnisnya. Jadi ayo kita bangun kejujuran dalam jiwa selama ramadhan dan diaplikasikan pasca ramadhan, sehingga tertanam dalam jiwa kita. Waallahu a’lam bishowab. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar