Ramadhan momen membangun jiwa
kewirausahaan
Pembukaan
Ramadhan selalu ditunggu-tunggu oleh seluruh kaum
muslimin karena didalamnya terkandung berbagai hikmah kehidupan sebagai manusia
sosial, mulai dari rasa terbangunnya sifat jujur, empati terhadap sesama, dan
kedekatan dengan sang khalik Allah Subhanahu wa ta’ala. Terus apa hubungannya
dengan judul diatas? Awalnya saya juga bingung .. lho koq jadi allay ya .. sifat
jujur adalah fundamental bagi seorang
yang akan berprofesi sebagai wirausahawan.
Membangun jiwa kewirausahaan
Wirausaha menurut definisi berbagai sumber yang
kemudian dapat disimpulkan yaitu seorang yang mampu melihat setiap peluang dan
berani mengambil risiko dengan cara yang
kreatif menjadikan peluang tersebut menjadi produk yang memberikan manfaat bagi
dirinya dan masyarakat luas. Ramadhan merupakan bulan yang dapat digunakan
sebagai media pembentukan jiwa kewirausahaan karena didalamnya terkandung
unsur-unsur yang membangun pondasi jiwa wirausaha. Dalam menjalankan roda
usaha, hendaknya seorang wirausaha mesti berlaku jujur, seperti yang
dicontohkan oleh Rasulullah Muhammad SAW ketika dalam menjalankan usaha, beliau
selalu memegang teguh sifat jujur (As-shidiq) sehingga semua pelanggan, partner
dagangnya menjadi ‘trust’ percaya kepada beliau.
Kejujuran adalah pondasi dari semua
sifat-sifat Rasulullah dalam berwirausaha (SAFT, Shidiq; Amanah; Fathanah;
Tabligh) coba kita lihat ‘Amanah’ (ter-percaya) ketika kita jujur
di setiap aktifitas kita, maka lingkungan akan dengan sendirinya menjadi
‘trust’ kepada kita sehingga membuat bisnis kitapun jadi serasa mudah dan
sukses; kemudian ‘Fathanah’
(cerdas/cerdik), sifat inipun terbentuk karena sifat-sifat jujur dimana dengan
kejujuran maka cara berpikir kitapun menjadi ringan karena tanpa dibebani oleh adanya
unsur kepentingan sehingga ide-ide bisa terlahir dengan cerdas dan kreatif.
Terakhir adalah ‘Tabligh’
(komunikatif), bagimana mungkin seorang yang tidak jujur dapat melakukan
komunikasi dengan benar karena dalam pilihan kata-katanya pun akan penuh dengan
ketidakjujuran, selalu ada rasa ketakutan akan terbuka kepalsuannya dikemudian
hari. Saat melakukan negosiasi yang membutuhkan ketrampilan komunikasi, maka
ketika tidak jujur akan muncul ketidakyakinan dalam setiap pengambilan
keputusan. Terus kapan kita harus ‘jujur’ .. ya sekarang juga .. bagaimana
caranya .. puasa ramadhan akan membentuknya .. koq bisa ya .. ya bisalah ..
begini saat puasa kita gosok gigi dan terus minum, apakah ada yang tahu? Kasat
mata ndak ada yang lihat tapi kenapa nggak kita lakukan .. ya karena kita
belajar jujur kepada diri kita sendiri .. gampang tho!!
Penutup
Momentum Ramadhan dapat membentuk sifat Jujur sebagai
fundamental jiwa bagi para wirausahawan, seperti yang dicontohkan Rasulullah
Muhammad SAW dalam menjalankan bisnisnya. Jadi ayo kita bangun kejujuran dalam
jiwa selama ramadhan dan diaplikasikan pasca ramadhan, sehingga tertanam dalam
jiwa kita. Waallahu a’lam bishowab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar